SUARA PRIBUMI


"KETIKA BUDI PEKERTI DAN MORALTIDAK MAMPU LAGI DAN DIPERDAYA OLEH PARA PENDOSA . SERUAN SUCI TELAH JADI JINAK DAN DIREDUKSI DARI BATAS NORMATIF".

KEBANGKITAN DAN REVOLUSI DIMIULAI

Minggu, 20 Februari 2011

DEMOKRASI versus ARISTOKRASI


       Bangsa-bangsa didunia telah belajar berbagai kearifan dan humanisme dari berbagai sumber kemanusiaan yang dengan nilai tersebut bangsa-bangsa telah bertekat menjembatani dan mendorong proses pembelajaran nilai-nilai humanisme ditengah rasisme, sauvinisme, hidup subur dan mengkhawatirkan.. 

        media-media electronik akhir-akhir ini banyak  menyoroti gelombang demonstrasi yang secara serempak terjadi di negara-negara yang berbasis kepada kultur islam. khususnya didaerah timur tengah gelombang demonstrasi telah merenggut korban hingga ratusan orang. kerusuhan yang serempak di mesir, bahrain, yaman, bahkan libya menuntut adanya sebuah reformasi dan pergantian atas rezim-rezim penguasa yang mereka anggap terlalu lama bercokol dalam kekuasaan. Gerakan pemuda yang mengatasnamakan demokrasi yang selalu menjadi identitas barat kini telah memaksakan keinginan atas perubahan terhadap timur tengah yang mungkin terasa asing dan baru.
       bangsa-bagsa arab atau timur tengah akan sulit menerapkan sosialisme atau nasionalisme pada kultur dan sistem pemerintahan mereka. sosialisme ataupun demokrasi adalah identitas barat yang tentunya akan terasa aneh bagi bangsa arab yang menerapkan sistem kepemerintahan berdasar kepada religioistik islam. demokrasi dan sejenisnya telah mendapatkan tempat yang buruk di mata orang-orang timur tengah dan menganggap demokrasi adalah berhala-berhala baru dan ini sangat bertentangan dengan semangat islam.budaya barat terlanjur mendapatkan gambaran  yang selalu mendistorsikan bangsa arab khususnya islam sehingga pengadopsian sistem-sistem barat akan mendapatkan reaksi-reaksi dari kelompok-kelompok fundamental dan bukan hal yang asing lagi negeri-negeri yang berkultur islam akan di cap sebagai sistem kafir oleh orang-orang, kelompok, ataupun partai yang berbasis islam.
      kita juga telah melihat semangat bangsa timur tengah kepada islam tidak pernah surut seperti Revolusi iran yang dipimpin ayatollah khomeni pada tahun 1977 yang menjadikan bangsa iran adalah jawaban dari semua bangsa ditimur tengah tentang jaminan existensi sistem islam meskipun telah berusia ribuan tahun. islam tidak lagi hanya sebatas pengimanan spiritual akan tetapi revolusi Islam  di iran telah menerapkan konsep manunggal antara spiritual dan politik islam kedalam bentuk negara. Sebuah konsep yang menjadikan iran tidak perlu lagi cemas dan bingung dalam meletakan dasar dan identitas bangsanya setelah rezim syah yang didukung oleh bangsa barat tumbang. Poltik islam dan barat mungkin telah mengakar untuk sulit dan saling menerima dan berprasangka yang baik. baik demokrasi yang diusung barat ataupun islam yang merupakan identitas bangsa iran merupakan sebuah proses hubungan politik yang panjang dan tidak pernah akur. ketika barat mencari identitas spiritual dan nilai-nilai humanisme yang pantas disejajarkan dengan timur tengah pada abad pertengahan. Pencarian identitas yang lebih dikenal dengan perang salib menjadikan luka dan dasar pijakan kedua bangsa dipenuhi oleh antipati-antipati.
     Pada awalnya barat sangat menentang keras tentang pemaksaan dan pembelengguan dalam sistem islam terhadap kebebasan rakyat ataupun sikap politik islam terhadap wilayah diluar sistem islam. Barat selalu menyuarakan hak asasi kepada semua koleganya. sistem pemerintahan yang mengekang kebebasan bersuara dan berexspresi adalah sistem tiran yang seharusnya dikubur pada abad pertengahan. dan secara tidak langsung barat mnyerang sistem politik islam yang mengedepankan ketaatan dan kecintaan sekaligus kepercayaan mutlak terhadap negara. Demokrasi barat selalu berkolaborasi dengan sempalan-sempalan yang kecewa dengan pemerintahan kulttural islam dalam upaya menerapkan dan mengenalkan demokrasi. Dikarenakan sikap antipati-antipati yang dilakukan baik dari pihak barat ataupun dunia islam menjadikan proses penyuaraan demokrasi sering diwarnai sebuah tragedi-tragedi berdarah. baik barat ataupun dunia islam telah menetapkan pijakan pasti tentang cara bernegara, berpolitik dan memperkaya budaya masing-masing.
      Bagi bangsa barat demokrasi adalah sistem yang paling bisa diterima oleh dunia dibandingkan sosialisme ataupun islam karena demokrasi lebih dinamis dan sanggup menjawab tantangan jaman. Demokrasi adalah solusi peradaban dimana hukum-hukum lebih menjunjung kepada nilai-nilai kemanusiaan dari pada mengadopsi sistem adat yang mewajibkan mata dibalas mata, nyawa dibalas nyawa yang merupakan peninggalan pola pikir abad kegelapan.   
akan tetapi dalam praktek yang terjadai dinegara-negara pengadopsi sistem demokrasi pelanggaran-pelanggaran tetap terjadi baik terhadap pelanggaran hak asasi, bersuara, diskriminasi hukum, mafia hukum.Disamping itu pemerataan kesejahteraan yang membengkak hanya pada pucuk-pucuk pimpinan dan melahirkan kabir-kabir[ kapitalis biro] baru.
      Bagi bangsa yang berkultur islam menyikapi demokrasi mungkin cocok dan berjalan dengan baik dibarat yang mayoritas rakyatnya mengharapkan sebuah kebebasan setelah kehidupan yang bersistem dari era mesianistik tidak cocok bagi karakter bagsa tersebut. Bagi bangsa yang berkulttur islam melihat demokrasi adalah bentuk imperialisme baru yang hanya meninggalkan kemiskinan moral dan identitas bagi bangsanya. Kultur islam melihat demokrasi adalah alat ploitik yang hanya berorientasi kepada perampokan sumber daya alam yang barat tidak memilikinya. dan demokrasi adalah alat penipu rakyat karena mereka terlalu banyak memberikan janji daripada apa yang mereka bisa penuhi.


       
       






 

1 komentar:

  1. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    BalasHapus